Sabtu (23/5) Keprihatinan akan kurangnya alat pelindung diri (APD) serta kesadaran masyarakat yang masih minim memunculkan tanda tanya besar tentang keberhasilan penanganan Covid-19 di Indonesia. Peningkatan jumlah kasus positif yang terinfeksi virus corona tidak sebanding dengan suplai kebutuhan tenaga medis dalam hal sarana & prasarana. Lantas, bagaimana kesiapan kita dalam menyambut “new normal” yang sudah digaungkan oleh pemerintah?
Inovasi dan adaptasi, setidaknya 2 hal tersebut yang menjadi fokus utama dari para engineer pada kondisi pandemi seperti saat ini. 2 hal tersebut yang kemudian menginisiasi Jurusan Teknik Mesin UMM untuk mengadakan diskusi ringan pada INTERMEZO (Inspirasi Teknologi Rekayasa melalui Zoom) yang bertajuk “Peran Engineer di masa Covid-19”. Pada webinar tersebut, dihadirkan 2 orang narasumber, yaitu Wahyu Caesarendra, ST., M.Eng., Ph.D (Asisten Profesor di University Brunei Darussalam) dan Ir. Sudarman, MT. (Dosen Jurusan Teknik Mesin UMM). Intermezo tersebut dimoderatori oleh salah satu dosen Teknik Mesin UMM, Andinusa Rahmandhika, ST., M.Eng.
Pada kesempatan tersebut, Caesar menjelaskan tips dan trik seorang engineer untuk dapat menghasilkan ide yang bagus. Ide tersebut tidak hanya sebatas gagasan, namun harus ditindak lanjuti sehingga berguna bagi masyarakat luas. Menurut Caesar setidaknya terdapat 3 skill yang harus dimiliki oleh engineer sehingga ide yang dimiliki dapat diaplikasikan, yaitu innovation-enterpreneurship, frugal engineering, dan product design engineering. Pada presentasinya, Caesar juga memperkenalkan APD yang telah dibuatnya, berupa inovasi defender full mask untuk tenaga medis. “Alat ini saya namakan Adaptor Caesar Valve, dimana terdapat kombinasi full face snorkel mask dan HME filter sehingga sirkulasi udara di dalam masker berjalan dengan baik,” jelas Caesar. “Adaptor Caesar Valve sudah kami daftarkan di HKI dan memperbaiki masker-masker yang sebelumnya membuat tenaga medis sulit bernapas,” imbuhnya.
Selanjutnya, Sudarman memberikan pemaparan mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi “new normal”. Pada dasarnya, pemerintah terlalu cepat menerbitkan keputusan tersebut, mengingat trend angka sebaran covid-19 masih belum melandai. Sudarman juga mengingatkan pada para mahasiswa bahwa peluang untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat. “Adaptasi pada kondisi yang baru setelah pandemic tidak akan sama dengan sebelumnya, engineer yang bertahan adalah dia yang memiliki kemampuan analitis yang kuat,” kata Sudarman. “Bila kemampuan analitis untuk mengambil peluang dimiliki, kita tidak perlu bersaing lagi untuk mencari kerja, namun mampu menghasilkan lapangan kerja,” paparnya.
Diskusi ini menarik animo banyak kalangan, terlihat dari audience Intermezo yang beragam, mulai dari mahasiswa baru, mahasiswa tingkat akhir, bahkan dosen dari beberapa perguruan tinggi lainnya. Banyak pertanyaan yang dilontarkan dari para akademisi menunjukkan antusiasme yang besar atas terselenggaranya webinar yang dinamakan INTERMEZO tersebut. “Intermezo merupakan sarana yang baik untuk menarik minat calon mahasiswa baru sekaligus memberikan wawasan yang luas pada publik dari sudut pandang yang berbeda. Kami harap program ini semakin berkembang, serta ilmu yang didapatkan dapat terserap dengan baik oleh para peserta,” sekretaris Jurusan Teknik Mesin UMM, Iis Siti Aisyah.